QUANTUMLEARNING KELOMPOK 1
“QUANTUMLEARNING’’
Pendidikan memiliki peranan penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembaharuan
pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah
satu cara yang harus ditempuh untuk membentuk manusia yang berkualitas adalah
melalui proses pendidikan, selain itu sekolah merupakan tempat yang sangat
tepat untuk menerima pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Sebelum proses pembelajaran
berlangsung, banyak hal yang perlu dipersiapkan supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan efektif. Salah satunya adalah model
pembelajaran. Model pembelajaran ini sangat mempengaruhi hasil belajar. Ketika
model
pembelajaran yang digunakan tepat, maka proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik dan hasil yang didapatkan maksimal.
Dalam pembelajaran guru harus memiliki
strategi agar dapat meningkatkan kemampuan serta minat peserta didik dalam
belajar yaitu dengan menerapkan model pembelajaran, namun pada kenyataannya model pembelajaran yang sering
digunakan saat ini yaitu masih berpusat pada guru itu sendiri, sehingga peserta
didik cenderung kurang aktif dalam pembelajaran. Guru cenderung memberi materi,
menjelaskan, kemudian memberi contoh. Sehingga peserta didik menjadi tidak
aktif, enggan, takut dan malu untuk bertanya. Peserta didik hanya mendengarkan
semua hal yang dijelaskan oleh guru selama proses kegiatan pembelajaran,
peserta didik tidak ikut berfikir dan menggunakan pengalaman belajarnya.
Dalam upaya mengatasi permasalahan di
atas, maka salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Quantum
Learning. Model Pembelajaran Quantum Learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang dilakukan dengan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
mampu menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan
berkomunikasi.
Membahas mengenai quantum learning,
tentu akan terdapat beberapa wawasan dalam bahasan tersebut. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas mengenai Model Pembelajaran Quantum Learning.
1.1 Rumusan Masalah
1.
Apa teori pendukung
Quantum Learning?
2.
Bagaimana tahapan
Quantum Learning?
3.
Apa kelebihan dan
kekurangan Quantum Learning?
4.
Bagaimana penerapan
Quantum Learning dalam mata pelajaran
Matematika?
1.2 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah , maka penulisan makalah ini bertujuan :
1.
Mengetahui teori
pendukung Quantum Learming
2.
Mengetahui tahapan
Quantum Learning
3.
Mengetahui kelebihan
dan kekurangan Quantum Learning
4.
Mengetahui penerapan
Quantum Learning dalam
mata pelajaran Matematika
1.3 Manfaat
1.
Sebagai referensi
sekaligus menambah wawasan
bagi penulis pada khususnya
dan
pembaca pada umumnya mengenai Quantum Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori Pendukung Quantum Learning
Trianto (2007) mengemukakan bahwa :
“Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial”. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
didalamnya tujuan- tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997: 7). Dengan adanya
model pembelajaran, maka pembelajaran yang berlangsung, langkah-langkah
pembelajaran, dan capaian pembelajaran akan lebih teratur.
Bobbi DePorter & Mike Hernacki
(2011) Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat” . Selanjutnya Porter dkk
mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya.” Mereka berpendapat bahwa kekuatan energi sebagai bagian
penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc²,
mereka alihkan istilah energi itu ke dalam analogi tubuh manusia. “Sebagai
pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya. Cahaya ini
diibaratkan adalah ilmu yang dipelajari.
Model pembelajaran Quantum Learning
adalah suatu pengetahuan dan metodologi belajar yang menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, menyampaikan isi dan strategi belajar untuk memudahkan
proses belajar mengajar yang berhasil dan efektif. Model Quantum Learning telah
digunakan dan dikembangkan dalam pembelajaran Quantum di SuperCamp. SuperCamp
adalah lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara bagian
California, Amerika Serikat. De Porter bersama-sama temannya Greg Simmons, Mike
Hernachi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourine secara terprogram dan
terencana melaksanakan gagasan-gagasan pembelajaran Quantum Learning.
Salah satu landasan pembelajaran quantum learning adalah teori
suggestologyatau suggestopedia.
Suggestologi
(Richard, Jack K. dan Theodore
S. Rodgers, 1993) adalah metode pengajaran yang didasarkan pada pemahaman
modern tentang bagaimana otak manusia bekerja dan bagaimana
kita belajar paling efektif. Landasan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan
sugesti atau kata-kata positif
untuk menciptakan suasana yang menggembirakan, rileks dan didalamnya dapat
memberi kesan-kesan yang positif dalam pembelajaran sehingga mampu mencapai hasil
pembelajaran yang efektif
.
Prinsip teori tersebut adalah sugesti
dapat mempengaruhi hasil belajar. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberi
sugesti positif adalah dengan mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik
latar di dalam kelas, memutarkan film-film pendek, meningkatkan partisipasi
individu dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran aktif serta pemberian penguatan-
penguatan oleh guru (pengajar).
2.2
Tahapan-tahapan
Menurut DePorter, Reardon dan Nourie
(2000: 88) dalam melakukan langkah- langkah
pembelajaran quantum learning dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah
TANDUR, yaitu sebagai
berikut :
Tahap I: Tumbuhkan
Guru menyampaikan aperesepsi, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi
kepada peserta didik dengan cara memberikan pemahaman tentang “Apa Manfaat
Bagiku” (AMBAK) yang akan menumbuhkan minat peserta didik terhadap materi yang
akan dipelajari. Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati peserta didik,
dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan peserta didik berkaitan dengan
materi yang dipelajari.
Tahap II: Alami
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengaitkan pengalaman-pengalaman umum yang dapat dimengerti
oleh mereka yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Tahap III: Namai
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi, dengan adanya bimbingan akan lebih memudahkan siswa dalam mengingat
atau menghafal materi yang telah diberikan. Pada tahapan ini guru mengajarkan
pemahaman konsep kepada peserta didik terkait materi yang dipelajari.
Tahap IV:
Demonstrasikan
Tahap Demonstrasikan berkaitan dengan kegiatan aktif
peserta didik yang mencerminkan mereka mampu memahami materi yang sudah
dipelajari. Tahapan ini dapat diimplementasikan dengan presentasi di depan
kelas. Pada tahapan ini tugas guru adalah
meyakinkan siswa dengan
memberikan penguatan bahwa mereka
mampu melakukannya. Dengan
rancangan ini, peserta
didik akan terlibat aktif dan
menunjukkan kemampuannya.
Tahap V: Ulangi
Guru memberikan penguatan, koreksi, dan
evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk bertanya terkait hal yang belum dipahami. Hal ini berguna
untuk menghindari timbulnya salah pemahaman konsep dalam proses pembelajaran.
Tahap VI: Rayakan
Tahapan ini berupa pemberian pengakuan, apresiasi atau
reward atas prestasi dan juga kemampuan peserta didik meenyelesaikan proses
pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui tepuk tangan,
pemberian pujian, berteriak hore, dan lain-lain.
2.3 Kelebihan dan kekurangan
Dalam sebuah model pembelajaran tentu
tidak ada yang sempurna, setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan. model pembelajaran quantum teaching memiliki
kelebihan dan kekurangan, menurut Shoimin (2014, h.
145) sebagai berikut:
1. Kelebihan model pembelajaran quantum
learning
a. Proses pembelajaran menjadi
lebih nyaman dan menyenangkan.
b.
Peserta
didik didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.
c.
Karena
model pembelajaran quantum learning membutuhkan kreativitas dari seorang guru
untuk merangsang keinginan bawaan peserta didik untuk belajar, secara tidak
langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
d.
Pelajaran
yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh peserta didik
2.
Kekurangan model pembelajaran
quantum learning
Selain kelebihan, pembelajaran quantum learning juga memiliki
kekurangan. Kekurangannya menurut
Shoimin (2014, h. 146) antara
lain:
a.
Model
ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu
yang cukup panjang
b.
Fasilitas
seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c.
Model
ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal itu,
proses pembelajaran tidak akan efektif.
d.
Agar
belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan
ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu
diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
2.4. Penerapan Quantum Learning dalam Mata
Pelajaran Matematika Kegiatan awal :
-mengawali
pembelajaran dengan doa
-melakukan absensi kehadiran siswa Kegiatan Inti :
1. Tumbuhkan
-guru
memberikan apersepsi sebagai penggalian pengetahuan awal peserta didik terhadap
apa yang diajarkan. Dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik “masih
ingatkah kalian operasi bilangan ?”
-guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
-guru memberikan
motivasi bahwa materi yang akan dipelajari sangat penting.
“Andi
hendak membeli pensil di toko makmur untuk dijual kembali kepada teman-teman nya di sekolah.
Terdapat beraneka ragam pilihan pensil , yaitu
1.
Pensil A dengan kualitas
sangat baik , 1 lusin seharga 28.000
2.
Pensil B dengan kualitas
sangat baik , 1 lusin seharga 24.000
3.
Pensil C dengan kualitas
baik, 1 lusin seharga 20.000 Maka ,
1.
Andi akan mendapatkan untung
paling banyak jika membeli pensil
yang mana ?
2.
Berapa harga jual pensil tersebut supaya
andi mendapatkan untung ?
3.
Berapa harga
jual pensil yang menyebabkan andi mengalami kerugian?”
2.
Alami
-guru membagi
peserta didik menjadi beberapa kelompok
-setiap
kelompok melakukan kegiatan jual beli secara sederhana yang di dalamnya memuat
materi aritmatika sosial yaitu untung, rugi dan presentasenya.
-setiap
anggota kelompok ada yang berperan menjadi penjual dan pembeli , kemudian
melakukan kegiatan jual beli secara sederhana sesuai dengan yang mereka alami
pada kehidupan sehari-hari (hal ini dilakukan untuk mempermudah peserta didik
dalam memahami materi yaitu dengan mengaitkan materi tersebut kepada pengalaman
peserta didik sehari-hari, sehingga mereka memahami bahwa kegiatan jual beli
yang selama ini mereka lakukan ternyata memuat materi aritmatika sosial)
-setelah
kegiatan selesai, guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari dengan mengajukan pertanyaan “biasanya proses jual beli tersebut
terjadi dimana? kapan si penjual dikatakan untung maupun rugi?”
3.
Namai
-Dari
kegiatan yang sudah di lakukan tadi, peserta didik dapat mengetahui bahwa
kegiatan tersebut merupakan penerapan materi aritmatika sosial yang berkaitan
dengan untung, rugi, dan presentasenya.
4.
Demosntrasikan
-guru memberikan permasalahan mengenai untung,
rugi, dan presentasenya kepada masing-masing kelompok
-masing-masing
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka terkait permasalahan
yang diberikan guru
5.
Ulangi
-Guru memberi
penguatan materi mengenai untung, rugi dan presentasenya
-Guru memberikan tugas
individu kepada peserta didik Kegiatan
Penutup :
6. Rayakan
-guru
dan peserta didik bertepuk tangan sebagai penghargaan atas semangat selama
proses pembelajaran berlangsung maupun prestasi peserta didik dalam mengerjakan
soal yang diberikan
-guru
mendorong peserta didik untuk mengungkapkan kesan pentingnya pembelajaran yang baru dilaksanakan dan pengajuan saran sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran berikutnya
-Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
3.1 Kesimpulan
BAB III
PENUTUP
1.
Model
pembelajaran Quantum Learning adalah suatu pengetahuan dan metodologi belajar
yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi dan strategi
belajar untuk memudahkan proses belajar mengajar yang berhasil dan efektif.
Salah satu landasan dalam model pembelajaran tersebut adalah teori suggestologyyang dapat diwujudkan dengan
menggunakan sugesti atau kata-kata positif sehingga mampu mencapai hasil
pembelajaran yang efektif .
2.
Tahapan
dalam Model Pembelajaran Quantum Learning tercermin dalam istilah TANDUR, yaitu
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
3.
Setiap
Model Pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari Quantum
Learning adalah tercipatanya suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan tingkat
keefektifan dalam pembelajaran. Kekurangan Quantum Learninf adalah model
pembelajaran tersebut membutuhkan persiapan yang matang untuk mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaannya.
4.
Model
pembelajaran Quantum Learning dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika,
salah satunya pada materi aritmatika sosial berkaitan dengan untung, rugi, dan presentasenya.
3.2
Saran
Kami berharap saran dan kritik dari
pembaca setelah membaca makalah ini baik dari bentuk maupun isinya. Penulis
juga menyarankan kepada pembaca untuk memahami isi dari makalah ini supaya
dapat menambah wawasan pembaca serta mampu menerapkan hal positif yang terdapat
dalam makalah ini terutama mengenai Model Pembelajaran Quantum Learning.